Jumat, 15 Agustus 2014

Testimonial Mantan Penderita Ebola yang Selamat


Tahun ini tampaknya telah terjadi epidemik ebola di seluruh dunia. Virus ebola ini telah

membunuh setidaknya 961 orang dengan 1.779 orang lainnya diduga telah terinfeksi oleh virus

tersebut. Beberapa negara pun telah menyatakan adanya virus ebola di negaranya, termasuk

Sierra Leone, Liberia, Guinea, Nigeria, dan Amerika.

Hingga saat ini para ahli masih belum berhasil menemukan obat yang dapat menyembuhkan

infeksi virus ini. Akan tetapi, bukan berarti penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Tingkat

kematian akibat infeksi virus ebola tahun ini telah berhasil diredam sehingga hanya mendekati

60%, walaupun angka ini telah melebihi dugaan.

Seorang mantan petugas kesehatan dari Guinea, Saa Sabas telah banyak menceritakan

pengalamannya mengenai infeksi virus ebola ini. Sabas merupakan salah satu petugas kesehatan

yang ikut terinfeksi virus ebola dan berhasil selamat. Sabas terinfeksi virus ebola saat ia

berkontak dengan penderita ebola lainnya.

Ia segera melarikan diri ke rumah sakit saat ia mengalami demam tinggi (40 derajat Celcius)

selama beberapa hari dan kemudian diberitahu bahwa ia positif terinfeksi oleh virus ebola.

Ia kemudian menceritakan pengalamannya tersebut pada sebuah majalah di Amerika (Vice

Magazine). Gejala bermula saat ia menderita demam tinggi selama 2 hari berturut-turut. Pada

hari ketiga ia juga mulai mengalami diare. Hal ini terus berlangsung hingga 7 hari. Ia didiagnosa

menderita disentri.

Selain berbagai gejala di atas, ia juga mengalami radang tenggorokan yang membuatnya tidak

dapat makan. Semua gejala ini telah membuat keadaan tubuhnya menjadi semakin lemah. Ia

pun kemudian mulai mengalami cegukan selama 4 hari. Pada tahap ini, ia pun mulai merasa

khawatir. Hal ini dikarenakan ia telah mendengar bahwa banyak orang meninggal pada tahap ini.

Gejala infeksi ebola seringkali salah diartikan sebagai gejala flu biasa pada awalnya. Akan

tetapi, berbagai gejala ini kemudian akan memburuk dengan cepat dan menyebabkan terjadinya

perdarahan internal dan eksternal, kerusakan organ dalam, dan pada akhirnya kematian.

Sabas juga menceritakan pengalamannya pada sebuah majalah lainnya, Nigerian Tribune, ia

menceritakan bagaimana ia diobati dengan beberapa obat oral, infus, dan nutrisi yang baik.

Seiring dengan berlalunya waktu, ia pun mulai merasa semakin membaik dan akhirnya berhasil

sembuh.

Sebagian besar pengobatan yang diterimanya merupakan pengobatan simptomatik (sesuai

gejala), seperti mengganti cairan yang hilang melalui infus, mengatasi infeksi sekunder yang

terjadi, dan membuat pasien bertahan cukup lama sehingga sistem kekebalan tubuh dapat

melawan virus ebola yang ada di dalam tubuh. Pada akhirnya, setelah sakit selama sekitar 13

hari, Sabas pun berhasil selamat dari infeksi virus ini.

Saat ia diizinkan keluar dari rumah sakit, ia pun diberikan sebuah sertifikat yang berisikan bahwa

ia memang telah bebas dari infeksi virus ebola sehingga orang lain tidak perlu takut berada di

dekatnya.

Sumber: newsmaxhealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar